Efektivitas eceng gondok (Eichhornia crassipes) sebagai agen fitoremediasi dalam menurunkan kadar BOD, COD, dan TSS pada jenis limbah cair

Authors

  • Riesti Eka Wahyuni Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 70123 Author
  • Nurul Aulia Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 70123 Author

Keywords:

fitoremediasi, eceng gondok, limbah cair

Abstract

Limbah cair sudah menjadi isu yang ramai dibicarakan sejak lama, hal ini lantaran air sangat penting bagi 
kehidupan. Salah satu cara alternatif dalam menurunkan limbah air adalah dengan Fitoremediasi. 
Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tanaman untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah 
pencemaran lingkungan pada tanah atau daerah yang terkontaminasi limbah. Tanaman tersebut akan 
menurunkan limbah secara signifikan pada jangka tertentu. Tanaman yang digunakan pada metode ini 
disebut agen fitoremediasi. Agen fitoremediasi yang digunakan pada penelitian ini adalah eceng gondok. 
Karena eceng gondok dikenal sebagai agen fitoremediasi yang efektif. Tujuannya adalah untuk 
mengetahui efektivitas eceng gondok dalam menurunkan kadar COD, BOD, dan TSS yang terdapat dalam 
berbagai air limbah. Metode dalam penelitian ini adalah metode studi literatur, yang meggunakan total 12 
artikel dengan 10 artikel nasional dan 2 artikel Internasional. Sampel air yang digunakan berasal dari 
limbah yang beragam. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa eceng gondok dengan 
menggunakan metode fitoremediasi mampu menurunkan kadar COD, BOD, dan TSS pada berbagai air 
limbah sampai rerata 84,00%, 78,02%, 84,90%. Pada kadar BOD, nilai persentase tertinggi dimiliki oleh 
sampel limbah tahu (99,00%) dan terendah pada limbah rumah makan (57,00%). Pada kadar COD nilai 
persentase tertingginya ada pada sampel limbah tahu (99,00%) dan terendah pada limbah rumah makan 
(52,00%), sedangkan pada kadar TSS nilai tertinggi diperolah sampel industri tapioka (99,90%) dan nilai 
terendah pada sampel air limbah (53,30%). Pengurangan BOD, COD, dan TSS sampai mencapai nilai 
rerata 84,00%, 78,02%, 84,90%. Berdasarkan hal itu, maka penelitian ini diharapkan memiliki dampak 
dalam pengurangan polusi air sehingga air bisa lebih terjaga. 

Downloads

Published

2025-07-10

Issue

Section

Bioteknologi